Senin, 02 Maret 2015

Model-model Komunikasi



PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI
MODEL-MODEL KOMUNIKASI






DISUSUN OLEH:

 ADE FADLI                                     (1401110439)
                                                AISYAH FITRIYANI                       (1401110278)
ANISA KUMALA SARI                 (1401115012)
                                                ANISA RIZKY MENTARI              (1401118807)
AQSA RAHARDIAN                       (1401110211)
DIAN PERTIWI                               (1401118528)
          IKA NURJANAH                             (1401114224)
            LEO TERNADO                              (1401110541)
            NURSANTI                                     (1401110208)
               RHENEZ ALITDO LASANOV         (1401118940)
                REYHAN OCTAVIANDRI                 (1401118941)
               YOLLA NINGSIH                             (1401114281)

Kelas                           : A KOM
Jurusan                      : Ilmu Komunikasi
Mata Kuliah              : Pengantar Ilmu Komunikasi
Dosen                          : Ibu Dr. Noor Efni Salam, M.Si




FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS RIAU




Alhamduillah kepada ALLAH SWT,  karena berkat kemurahan-Nya lah resume ini dapat  diselesaikan tepat pada waktunya. Resume ini membahas tentang “Model Komunikasi”, suatu bahasan yang sudah banyak diperbincangkan di masyarakat, namun terkadang masih banyak yang belum memahami secara mendasar apakah Model Komunikasi itu sendiri.
Resume ini dibuat dalam rangka memperdalam  pemahaman tentang Model Komunikasi dan sekaligus menjadi tugas  mahasiswa  dalam mata kuliah “Pengantar Ilmu Komunikasi”.
Dalam  proses penyelesaian resume ini penulis berterimakasih kepada orang-orang yang telah membantu penulis :
1.    Ibu Dr. Noor Efni Salam, M.Si .  selaku dosen mata kuliah “Pengantar Ilmu Komunikasi”
2.    Rekan - rekan mahasiwa, karena telah banyak  memberikan masukan untuk  resume ini
3.    Orang tua yang selalu mendoakan yang terbaik untuk semua yang penulis kerjakan.
Demikian resume ini penulis selesaikan, semoga bermanfaat.


Pekanbaru,   November 2014


                                                                                                            Penulis

i
 
DAFTAR ISI
Isi                                                                                                                 Halaman
KATA PENGANTAR .........................................................................................    i
DAFTAR ISI .......................................................................................................    ii
BAB. I     PENDAHULUAN ..............................................................................   1
1.1  Latar Belakang ...............................................................................   1
1.2  Tujuan .............................................................................................   1
BAB. II   PEMBAHASAN  ................................................................................   2
                 2.1 Pengertian dan Fungsi Model Komunikasi.....................................   2
                 2.2Model – Model Komunikasi................................. ........................................................ 3
                        2.2.1 Model Stimulus (Respons)....................................................   3
                        2.2.2 Model Aristoteles..................................................................  3
                        2.2.3 Model Lasswell..................................................................... 4
                        2.2.4 Model Schannon dan Weaver............................................... 5
                        2.2.5 Model Schramm ................................................................... 6
                        2.2.6 Model Gerbner ..................................................................... 7
                        2.2.7 Model Wello ......................................................................... 7
                        2.2.8 Model Defleur ...................................................................... 8
                        2.2.9 Model Interaksional .............................................................. 8
                        2.2.10 Model Transaksional ........................................................... 9
BAB. III  PENUTUP............................................................................................ 10
                 3.1 Kesimpulan...................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA















ii
 

BAB I

PENDAHULUAN


1.1.      Latar Belakang

Komunikasi sangat dibutuhkan untuk interaksi sesama manusia, oleh karena itu komunikasi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari, sehingga tanpa adanya komunikasi, kehidupan manusia tidak akan berjalan dengan sempurna. Karena komunikasi itu memiliki peranan sangat penting, maka dibuatlah suatu model komunikasi.
Komunikasi memiliki beberapa model, dan setiap modelnya memiliki definisi yang berbed a pula. Model komunikasi dibuat agar dapat mempermudah dalam memahami proses komunikasi dan melihat komponen dasar yang perlu ada dalam suatu komunikasi. Komunikasi juga merupakan suatu proses. Hal ini terlihat dari setiap gejala / peristiwa yang tidak luput dari adanya suatu komunikasi yang terjalin antarmanusia.

1.2.      Tujuan
Resume ini dibuat dengan tujuan agar pembaca mengetahui dan memahami maksud dari beberapa model komunikasi yang disajikan dan juga mempermudah memahami proses komunikasi dan melihat komponen dasar yang perlu ada dalam suatu komunikasi
1

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.      Pengertian dan Fungsi Model Komunikasi

Model komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komponen lainnya. Model bisa berbentuk gambar-gambar grafis, verbal atau matematis.
Menurut Sereno dan Mortensen, suatu model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Suatu model merepresentasikan secara abstrak ciri-ciri penting dan menghilangkan rincian komunikasi yang tidak perlu dalam “dunia nyata”. Lalu B. Aubrey Fisher juga mengatakan, model adalah analogi yang mengabstraksikan dan memilih bagian dari fenomena yang dijadikan model.
Werner J. Severin dan James W. Tankard, Jr. mengatakan bahwa model membantu merumuskan suatu teori dan menyarankan hubungan. Oleh karena hubungan antara model dengan teori begitu erat, model sering dicampur dengan teori.
Model komunikasi memiliki tiga fungsi utama, yakni: pertama, melukiskan proses komunikasi; kedua, menunjukan hubungan visual; dan yang ketiga, membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan atau gangguan komunikasi.  Sedangkan dalam konteks ilmu pengetahuan sosial, model komunikasi memiliki beberapa fungsi, antara lain:
a.         Mengorganisasikan, artinya model membantu individu untuk mengorganisasikan sesuatu hal dengan cara mengurut-urutkan serta mengaitkan satu bagisan atau sistem dengan bangian lainnya, sehingga individu tersebut dapat memperoleh gambaran yang menyeluruh.
b.         Model dapat membantu menjelaskan tentang suatu hal melalui penyajian informasi yang sederhana.
2
c.         Model memiliki fungsi heuristik, yang artinya melalui model, individu dapat mengetahui sesuatu hal secara keseluruhan karena dapat membantu kita dengan memberikan gambaran tentang komponen pokok dari sebuah proses.
d.         Model memiliki fungsi prediksi, yang artinya melalui model kita dapat memperkirakan tentang hasil atau akibat yang akan dicapai.

2.2.      Model-Model Komunikasi
Model-model komunikasi diciptkan sebagai representasi sederhana hubungan-hubungan yang kompleks di antara elemen-elemen dalam proses komunikasi untuk mempermudah dalam memehami proses kompleks tersebut.

1.         Model Stimulus - Respons
Model ini merupakan model yang paling dasar dalam ilmu komunikasi. Model ini menunjukan komunikasi sebagai sebuah proses aksi reaksi. Model ini beranggapan bahwa kata-kata verbal, tanda-tanda nonverbal, gambar-gambar, dan tindakan akan merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu. Kita dapat juga mengatakan bahwa proses ini merupakan perpindahan informasi ataupun gagasan. Proses ini dapat berupa timbal balik dan mempunyai efek yang banyak. Setiap efek dapat merubah perilaku dari komunikasi berikutnya.

Model ini mengabaikan komunikasi sebagai sebuah proses. Dengan kata lain, komunikasi dianggap sebagai hal yang statis. Manusia dianggap berprilaku karena kekuatan dari luar ( stimulus ), bukan berdasarkan kehendak, keinginan, atau kemauan bebasnya.

2.         Model Aristoteles
3
Model ini merupakan model yang paling klasik dalam ilmu komunikasi. Bisa juga disebut sebagai model retorikal. Model ini membuat rumusan tentang model komunikasi verbal yang petama. Komunikasi terjadi saat pembicara menyampaikan pesannya kepada khalayak dengan tujuan mengubah perilaku mereka. Aristoteles menerangkan tentang model komunikasi dalam bukunya Rhetorica, bahwa setiap komunikasi akan berjalan jika terdapat 3 unsur utama : pembicara (speaker), pesan (message), dan pendengar (listener). Model ini lebih berorientasi pada pidato. Terutama pidato untuk mempengaruhi orang lain. 
Menurut Aristoteles, pengaruh dapat dicapai oleh seseorang yang dipecaya oleh publik, alasan, dan juga dengan memainkan emosi publik. Tapi model ini juga memiliki banyak kelemahan. Kelemahan yang pertama adalah, komunikasi dianggap sebagai fenomena yang statis. Kelemahan yang kedua adalah, model ini tidak memperhitungkan komunikasi non verbal dalam mempengaruhi orang lain. Meskipun model ini mempunyai banyak kelemahan, tapi model ini nantinya akan menjadi inspirasi bagi para ilmuwan komunikasi untuk mengembangkan model komunikasi modern.
3.         Model Lasswell
4
Model ini menggambarkan komunikasi dalam ungkapan who, says what, in which channel, to whom, with what effect atau dalam bahasa Indonesia adalah, siapa, mengatakan apa, dengan medium apa, kepada siapa, dan pengaruh apa? Model ini menjelaskan tentang proses komunikasi dan fungsinya terhadap masyarakat. Lasswell berpendapat bahwa di dalam komunikasi terdapat tiga fungsi. Yang pertama adalah pengawasan lingkungan, yang mengingatkan anggota – anggota masyarakat akan bahaya dan peluang dalam lingkungan. Kedua adalah korelasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang merespon lingkungan. Ketiga adalah transmisi warisan sosial dari suatu generasi ke generasi lainnya.
Model ini sering digunakan pada komunikasi massa. Who menjadi pihak yang mengeluarkan dan menyeleksi berita, says what adalah bahan untuk menganalisa pesan itu. In which channel adalah media. To whom adalah khalayak. Dan with what effect adalah pengaruh yang diciptakan pesan dari media massa kepada pembaca, pendengar, dan pemirsa. Sama seperti model komunikasi lainnya, model ini juga mendapat kritik. Hal itu dikarenakan model ini terkesan seperti menganggap bahwa komunikator dan pesan itu selalu mempunyai tujuan. Model ini juga dianggap terlalu sederhana. Tapi, sama seperti model komunikasi yang baik lainnya, model ini hanya fokus pada aspek-aspek penting dalam komunikasi.

4.         Model Shannon dan Weaver
Gambar 1: (1948) Model Shannon dari proses komunikasi.
Model Mo
5
MModel komunikasi ini sering juga disebut model matematis atau model teori informasi. Model ini mengandaikan sebuah sumber daya informasi (source information) yang menciptakan sebuah pesan (message) dan mengirimnya dengan suatu saluran (channel) kepada penerima (receiver) yang kemudian membuat ulang (recreate) pesan tersebut. Dengan kata lain, model ini mengasumsikan bahwa sumber daya informasi menciptakan pesan dari seperangkat pesan yang tersedia. Pemancar (transmitter) mengubah pesan menjadi sinyal yang sesuai dengan saluran yang dipakai. Sasaran (destination) adalah orang yang menjadi tujuan pesan itu. Saluran adalah media yang mengirim tanda dari pemancar kepada penerima. Di dalam percakapan, sumber informasi adalah otak, pemancar adalah suara yang menciptakan tanda yang dipancarkan oleh udara. Penerima adalah mekanisme pendengaran yang kemudian merekonstruksi pesan dari tanda itu. Tujuannya adalah otak si penerima. Dan konsep penting dalam model ini adalah gangguan. Model ini menganggap bahwa komunikasi adalah fenomena statis dan satu arah.
5.         Model Schramm
Wilbur Scheram membuat serangkai model komunikasi, dimulai dengan model komunikasi manusia yang sederhana (1954), lalu model yang lebih rumit yang memperhitungkan pengalaman dua individu yang mencoba berkomunikasi, hingga ke model komunikasi yang dianggap interaksi dua individu. Model Schramm menanggap komunikasi sebagai interaksi dengan kedua pihak yang menyandi (encode), menafsirkan (interpret), menyandi ulang (decode), mentransmisikan (transmit), dan menerima sinyal (signal). Schramm berpikir bahwa komunikasi selalu membutuhkan setidaknya tiga unsur : sumber (source), pesan (message), dan tujuan (destination). Disini kita melihat umpan balik dan lingkaran yang berkelanjutan untuk berbagi informasi.
Encoder


Interpreter


Decoder
Decoder


Interpreter


Encoder
Message
Message
 



    
 






6
Sumber dapat menyandi pesan, dan tujuan dapat menyandi balik pesan, tergantung dari pengalaman mereka masing-masing. Jika kedua lingkaran itu mempunyai daerah yang sama, maka komunikasi menjadi mudah. Makin besar daerahnya akan berpengaruh pada daerah pengalaman (field of experience) yang dimiliki oleh keduanya. Menurut Schramm, setiap orang di dalam proses komunikasi sangat jelas menjadi encoder dan decoder. Kita secara konstant menyandi ulang tanda dari lingkungan kita, menafsirkan tanda itu, dan menyandi sesuatu sebagai hasilnya. Proses kembali di dalam model ini disebut feedback, yang memainkan peran penting dalam komunikasi. Karena hal ini membuat kita tahu bagaimana pesan kita ditafsirkan.

6.         Model Gerbner
Model ini merupakan perluasan dari model komunikasi milik Lasswell, terdiri dari model verbal dan model diagramatik.
Model Verbal adalah seseorang (sumber) mempersepsi kejadian dan bereaksi dalam situasi melalui suatu alat (saluran, media, rekayasa fisik, fasilitas administrative, dan kelembagaanuntuk distribusidan control) untuk menyediakan materi dalam suatu bentuk dan konteks yang mengandung isi dengan konsekuensi yang ada. Sedangkan Model Diagramatik adalah seseorang mempersepsi kejadian dan mengirim beberapa pesan untuk pemancar yang akan mengirim sinyal kepada penerima. Pada transmisi ini, sinyal akan menghadapi gangguan dan menjadi SSSE untuk si tujuan.

7.         Model Berlo
7
Model ini hanya memperlihatkan proses komunikasi satu arah dan hanya terdiri dari empat komponen yaitu sumber (Source), pesan (Message), saluran (Channel), dan penerima (Receiver). Sumber adalah pembuat pesan. Pesan adalah gagasan yang diterjemahkan atau kode yang berupa simbol-simbol. Saluran adalah media yang membawa pesan. Dan penerima adalah target dari komunikasi itu sendiri. Menurut model ini, sumber dan penerima dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut : kemampuan berkomunikasi, perilaku, pengetahuan, sistem sosial, dan budaya. Pesan merupakan perluasan yang berdasarkan elemen, struktur, isi, pemeliharaan, dan kode. Dan saluran adalah panca indera manusia. Hal yang positif dari model ini adalah, model ini dapat mencakup perlakuan dari komunikasi massa, publik, interpersonal, dan komunikasi tertulis. Model ini juga bersifat heuristic. Tapi, model ini juga memiliki kelemahan. Model ini menganggap komunikasi sebagai fenomena yang statis. Tidak ada umpan balik. Dan komunikasi nonverbal dianggap sebagai hal yang tidak penting.
Model komunikasi Berlo menekankan komunikasi sebagai suatu proses. Disamping itu, juga menekankan ide bahwa meaning are in the people atau arti pesan yang dikirimkan pada orang yang menerima pesan bukan pada kata – kata itu sendiri. Melainkan dari arti atau makna kata pesan yang ditafsirkan si pengirim bukan pada apa yang ada dalam komponen pesan itu sendiri. Berlo juga mengubah pandangan orang menjadi menginterpretasikan komunikasi.

8.         Model Defleur
Model ini merupakan model komunikasi massa. Dengan menyisipkan perangkat media massa (mass medium device) dan perangkat umpan balik (feedback device). Model ini menggambarkan sumber (source), pemancar (transmitter), penerima (receiver), dan tujuan (destination) sebagai fase yang terpisah dalam proses komunikasi massa, serupa dengan fase – fase yang digambarkan Schramm. Fungsi dari penerima dalam model Defleur adalah menerima informasi dan menyandikannya. Menurut Defleur, komunikasi bukanlah sebuah pemindahan makna. Komunikasi terjadi dengan seperangkat komponen operasi di dalam sistem teoritis, dengan konsekuensinya adalah isomorpis diantara internal penerima kepada seperangkat simbol kepada sumber dan penerima.

9.         Model Interaksional
8
Model interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1954 yang menekankan pada proses komunikasi dua arah di antara para komunikator. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah: dari pengirim dan kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung. Para peserta komunikasi menurut model interaksional adalah orang-orang yang mengembangkan potensi manusiawinya melalui interaksi sosial, tepatnya melalui pengambilan peran orang lain (role-taking). Patut dicatat bahwa model ini menempatkan sumber dan penerima mempunyai kedudukan yang sederajat. Satu elemen yang penting bagi model interkasional adalah umpan balik (feedback), atau tanggapan terhadap suatu pesan.

10.       Model Transaksional
Model komunikasi transaksional dikembangkan oleh Barnlund pada tahun 1970. Model ini menggarisbawahi pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung secara terus-menerus dalam sebuah episode komunikasi. Komunikasi bersifat transaksional adalah proses kooperatif: pengirim dan penerima sama-sama bertanggungjawab terhadap dampak dan efektivitas komunikasi yang terjadi. Model transaksional berasumsi bahwa saat kita terus-menerus mengirimkan dan menerima pesan, kita berurusan baik dengan elemen verbal dan nonverbal. Dengan kata lain, peserta komunikasi (komunikator) melalukan proses negosiasi makna.










9
 
BAB III
PENUTUP
3.1.      Kesimpulan
 Model komunikasi akan terus bertumbuh. Teori komunikasi dan model yang satu tidak menggantikan yang lain. Teori komunikasi dan model komunikasi yang baru akan menyempurnakan teori dan model komunikasi sebelumnya, namun model yang lama tidak tergantikan, sedangkan teori dan model yang keliru akan ditinggalkan. Hanya teori dan model yang sesuai dengan fenomena dan zamannya yang akan terus bertahan.


































10
 
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Deddy Mulyana, M.A., Ph.D. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar 2010, Jakarta, Rosda.
Dr. Arni Muhammad. Komunikasi Organisasi, Jakarta 1989, Bumi Aksara.
Liliweri,Alo. 2003. Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta. LkiSYogyakarta.
Burgoon, M., Hunsaker, FG, dan Dawson, EJ (1994). Komunikasi manusia. Thousand Oaks, CA;Sage.
Dewi, Sutrisna. 2006. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar